tempat aku bisa menjadi diri sendiri ;
12.29 am
baru sekarang aku rasa. baru aku tahu benar ertinya
rungutan hampir 2 dekad lelah dibicarakan selalu
pada masih ibunda ada, pada dia selalu aku perdengarkan
cerita cerita itu
aduan itu
dan saat ibunda pergi, arah cahaya itu umpama kelam
bagaikan sesat di ruang infiniti hitam
rabak jiwa
menangis hati
luluh benar rasa diri
bagai tak mampu berdiri dan tersenyum ikhlas kembali
alpa juga terkadang
namun realiti menggamit semula
apa sebenar ditangiskan sedangkan semua itu sudah ditakdirkan?
DIA lebih tahu, DIA lebih ESA
siapa mahu lawan?
aku tahu itu
mengerti sangat
memahami terlalu
cuma terkadang timbul rasa rindu
timbul rasa sesal tak ada hujungnya
kalau aku tahu ibunda akan pergi mengadap dahulu
pasti aku tak menjadi beban buat dia
pasti aku akan jadi terbaik
dan ukirkan senyuman tiap hari untuk dia
tapi perkataan dibenci itu, ''kalau''
dan kalau juga itu berlaku
mana mungkin aku sekuat ini sekarang
setabah ini
aku juga aneh
dipusing masa
diputar kembali zaman dahulu
sendiri berdiri di depannya aku
aku tak kenal makhluk itu
berbeda sungguh
dan kerna itu aku terima segala
aku terima jika ibunda pergi itu pulangannya DIA jadikan jiwa keras
benar
hati selembut lembutnya itu punya aku
dari azali walau dulu degilnya merabuni lembut itu
dan kini makin keras jiwanya
makin tak ambil peduli kelilingnya
sampai bila mahu dipuaskan orang tiada pentingnya?
sampai kapan mahu dipentingkan orang yang tiada gunanya?
dan sampai bila mahu dipijak pijak, mahu ditendang ke tepi bagai nyawa maruah aku tiada gunanya?
dan kini sudah tahu kenapa
dari azali, lebih 2 dekad mulut dibuihkan bertanya
dibuihkan bercerita
dan kebelakangan ini aku mengerti
walau basah pipi selalu
tapi aku memahami
gunanya aku walau paling kecil, paling tidak tahu apa
saat mereka paling perlu
saat mereka buntu
detik saat genting itu
tangan kecil ini sambut tangan tangan itu
dua tapak tangan ini memegang erat tangan tangan itu
tak pernah terdetik mahu derhaka pada mereka
terutama mata tua yang memandang itu
sayu
kalau bisa aku pulang dan dakap dia sepuas hati sambil nangis menghiba
aku mahu
kalau bisa aku mahu ngongoi dan dipujuk
seperti dulu saat aku dianggap si kecil pujaan
seperti dulu saat detik ibunda masih bernafas
seperti dulu saat kita semua masih bersama
sungguh aku mahu
mereka mereka ini walau tidak terucap kata sakti
namun aku tahu isi hati
dan aku sendiri tak perlu semua itu
asalkan aku tahu segalanya itu tugas aku
selama aku masih bernyawa
selagi aku masih punya perlu nafas
selagi adanya mereka mereka, titik punca nafas aku tiap ketika
aku ada.
mahu aku laungkan pada semua yang aku masih dan tidak pernah hilang secebis
rasa sayang, rasa peduli sama mereka
walau cara aku berbeda
jangan khuatir saat kau perlu
aku ada walaupun apa
masih kecil dimata kalian
tetapi cukup kuat terima dan perdengarkan segala masalah
cukup matang untuk mengenggam tangan tangan kalian
saat kalian perlukan
berikan aku peluang menumpangkan bahu
agar kalian bisa mudah
tidak terbeban
pindahkan semua bebanan bebanan itu
agar kalian bisa berdiri
tidak termenung lagi
aku memang terpaling kecil, terpaling tidak tahu segala.
dan ada hikmah segala
walau apa segala
kita saling perlu
sampai bila bila
biar kan hati kecil ini menangis
patah hati
asalkan kalian tidak terbeban
biar kan jiwa kuat ini rapuh kembali
tak mengapa
biar
asalkan hati kecil ini tahu
apa dia gunanya didunia ini
dilaksanakan semampu mana
apa layaknya si kecil ini bersuara
sampai mati dia masih tak mampu
hanya mampu memberi kudrat yang ada
disalur pada apa yang pasti
untuk kalian. dan lelaki gagah perkasa dimatanya selama 2 dekad itu
sungguh
walau hatinya keras itu tak dilembutkan sesiapa kecuali ibunda
walau hatinya pedih si kecil lama benar tidak dipeluk dicium bagaikan masih kanak kanak
walau hatinya terusik si kecil ini lama benar tidak berkata jujur tentang segala
walau jiwanya tangis saat si kecil ini main lari lari
namun si kecil ini mahu mata sayu itu mengerti
si kecil mahu laungkan betapa sayangnya dia
saat hati gundah gulana
pasti malam malam bantalnya menjadi saksi
betapa rindunya dia pada lelaki itu
pada ketawanya yang bisa menggegar bangunan
pada senyumannya yang oh manis lagak madu
pada kudratnya yang tak kenal erti jemu
pada mukanya penuh lelah penat itu
pada segalanya kerna itu dia
asal usulnya pada dia
mengadu semua saat suara lantang itu tiada
sungguh
jika bisa diputarkan masa
jika boleh diulang suara
tapi itu mustahil bukan?
dan hari ini
si kecil ini mahu katakan pada dia
sudikah diampunkan segala dosa dosa?
walau si kecil lama benar tidak ada
walau si kecil lama benar tidak jujur
sudikah?